Adventure

Rabu, 21 September 2011

Rabukumbolo TNBTS

Malang_17-18 Sept 2011
Aergggggggg bingung mo pilih yang mana. Trip tubing goa pindul dan rafting oyo jogja, serta ajakan temen dari malang hiking ke danau Ranukumbolo. Pengen banget ikut yang dijogja tapi kerna pertimbangan waktu dan biaya akhirnya pilihan jatuh ke Ranukumbolo.

Kepastian libur sabtu – minggu baru ak dapat jumat sore dari spv. Tapi semuanya sudah ak planning sebelumnya, misal dan misal. Pukul 20.20 ak bertolak ke malang, di kota malang nanti sudah ada yang bersedia memberikan tempat untuk menginap.

Pondok pesantren Miftakhul Huda, disinilah ak bermalam. Dengan menyerahkan KTP ke pengurus pondok kita dah dapat kamar khusus tamu berkamar mandi dalam. Yah namanya juga dipondok mungkin ada ratusan santri yang tinggal disitu. Segan sebenernya, kerna ak belum faham betul aturan-aturan didalam pondok. Imam Basuki, temen yang ak kenal melalui forum Backpakcer yang pertama ak kenal, kemudian dikenalkan dengan teman perjalanan esok yaitu cak Hamdan (leader.red), cak Daiya (juru masak.red), mbah oyon (juru ngebanyol alami.red), and Imam (really newbie.red).

"Ranupani sekarang"
Sabtu pagi 09.00 kita bertolak sekalian mengambil alat-alat seperti tenda, SB, dan matras ke tempat persewaan alat-alat outdoor di kota malang. Kita berempat naik motor, cak Daiya menyusul setelah selesai kerja. Semua alat sudah ada ditangan, tapi ada yang unik menurutku, mbah Oyon menyewa lampu badai (hahaha pikirku buat apa yah lampu badai?.red). Kita lanjut ke pos perijinan di Tumpang. Persyaratan perijinan meliputi foto kopi KTP 2 dan foto kopi surat keterangan sehat 2, serta meninggalkan no HP, dan membayar Rp 4.700 per orang, asuransi  Rp 2.000 per orang, Rp 3.000 permotor serta Rp.7000 per rombongan. Ternyata banyak juga yang hendak ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini. Pengurusan perijinan kurang lebih 30 menit (lumayan bisa buat tiduran bentar.red). Pukul 10.30 kita lanjutkan perjalanan ke Ranupani (pos masuk TNBTS.red) perjalanan kurang lebih 2 jam 30 menit pake motor dengan medan yang sangat menyiksa kendaraan. Saran, lain kali siapkan motor anda sebelum berangkat (kalo pake motor.red) karena medannya menanjak dan berbatu, kadang tanah, dan kadang pula beton *lah… Tapi pemandangannya, behhhhh pengen rasanya berhenti sejenak menikmatinya.

"danau Ranupani"
Sampai di Ranupani pukul 13.00. Rest sejenak (sholat, perijinan, makan bakso.red). Sambil menunggu cak Hamdan dan mbah Oyon mengurus perijinan, kita nikmatin dulu Ranupani. Di sini terdapat Danau Ranupani, tapi sayang karna musim kemarau danau ini kering dan banyak ditumbuhi gang-gang (tumbuhan air.red) dan ada satu lagi danau Ranuregulo yang berjarak kurang lebih 1km dari Ranupani, tapi kita gak kesana.

"pos ranupani"
Pukul 14.10 kita berlanjut tracking ke Ranukumbolo. Kurang lebih Ranupani – Ranukumbolo ak tempuh dengan waktu kurang dari 3 jam. Itupun masih menunggu yang dibelakang, tapi klo si “juru masak” yang notabene berangkat belakangan malah menyalip dan nyampe duluan di Ranukumbolo, mungkin 2jam aja tuh dia (geleng-geleng kepala.red). Nah sayangnya lagi tas yg berisi tenda itu dibawa sama Imam yang paling buncit, alhasil deh disana kita nunggu tenda pe menjelang petang.

"ayek-ayek"
Suasana sore itu udah sedikit rame tenda, menjelang malam tambah lagi tenda dan tambah lagi. Kalo gak salah aku hitung itu ada sekitar 25 tenda (pasar malem rek.red). Cuaca malam itu cerah sekali, kita bisa melihat taburan bintang diatas yang woaw banyak sanget. Tapi sayang ada beberapa orang yang gak faham betul cara menikmati suara alam dengan memplaylist lagu-lagu “ra mutu”, tampilannya c MAPALA tapi yah begitulah. Nikmatin dong dinginnya malam dengan suara angin malamnya, suara jangkrik (kalo ada.red), suara kentut juga lho … hahaha. Nah disinilah ternyata fungsi dari lampu badai yang di bawa mbah Oyon, dan hahahaha sebenernya ak pengen ketawa ngakak lagi, disini gak ada satupun kelompok yang bawa lampu badai kecuali kita. Maklum lampu badai emang bawanya repot dan gak praktis, tapi itulah mbah Oyon dengan segala keunikannya. Dan malam itu juga yang berada diluar tenda dan berbanyol dengan ramainya yah cuma kita aja pastilah, teman baru, banyak share. Yang paling bikin sakit perut sewaktu kita berdebat tentang geografis Ranukumbolo, antara 2200 atau 2400 MDPL. Padahal jelas 2400 MDPL, nah yang bikin ketawa ngakak guling-guling ketika mbah Oyon mengartika MDPL. “kayaknya 2400 MDPL deh” mbah Oyon. “MDPL itu apa mbah?” cak daiya. “MDPL itu Meter Dibawah Permukaan Laut” mbah Oyon. “wakakakakakkakakaka kita tenggelem dong mbah!” kita semua sontak ketawa ngakak sambil pegang perut pe guling-guling gak karuan (ramai sanget.red). Pokoknya mbah Oyon the best deh bikin kita kelimpungan ketawa-ketawa malem tuh. Malam semakin berkabut dan dingin, akhirnya kita sudahi malam itu dengan tidur berjamaah (satu tenda 5 orang.red)

"penuh inspirasi"

"Ranukumbolo pagi"

Esok paginya ak bangun jam 05.00 sholat subuh. Ak bangun terakhir nih kyknya yg lain udah pada sholat (maklum para santri.red). Cuaca pagi itu masih berkabut tebal sampai kira-kira pukul 07.00 saat matahari sudah lumayan tinggi dan berangsur-angsur kabut menyingkir. Saat-saat itulah moment yang indah, sembari melihat pemandangan yang berangsur kelihatan jelas. Sembari cak Daiya memasak menu pagi ini, yaitu mie instan dan ada sedikit tambahan vitamin (sarden,red) lumayan buat menambah rasa. Ak dan yang lainnya menikmati sekeliling danau.



"fog"

"segarnya pagi Ranukumbolo"

"prasmanan"
Disebelah tenda terdapat prasasti dari jaman Majapahit (kurang tau cerita lengkapnya.red) dengan tulisan jawa kuno atau bahkan sansekerta dan banyak sesaji macam kembang dll. Di bawah tanjakan cinta juga terdapat beberapa tanda “in memoriam” dari beberapa pendaki yang meninggal dunia sewaktu di mahameru.


"prasasti Majapahit"
Tanjakan cinta, nama yang sangat populer dikalangan pendaki. Mitosnya bagi siapa yang bisa melewati tanjakan ini tanpa berhenti dan menoleh kebelakang sampai ujung tanjakan dan menyebutkan orang yang di cintainya maka keinginannya akan terpenuhi. Hemmm itulah mitos, klo menurut logika kenapa ada mitos itu menurutku biar orang cepat sampai di ujung tanjakan ini. Hahaha apakah kalian pernah mencoba?hahahaha hayo siapa yang pernah silahkan mengenang masa itu (wakakaka dilarang ketawa.red)



"Tanjakan Cinta, @_@"
Oro-oro ombo, sebuah tempat luas yang merupakan jalur pendakian ke pos kalimati. Tepatnya dibalik tanjakan cinta. Tempat ini seperti padang ilalang luas dengan terlihat jalur yang disamping tebing dan dibawah tebing. Dari sini kalo cuaca cerah terlihat puncak Mahameru di balik bukit.



"oro-oro ombo"


"track oro-oro ombo"
View yang indah untuk menikmati Ranukumbolo adalah dari tanjakan cinta…”hemmm jadi ngebayangin disini ama seseorang yang kita kasihi, bercerita tentang indahnya alam kerna keagunganNya, syahdunya….” *plak lempar sandal ke kepala* ehehe maaf jadi berkhayal. Yah semua bermula dari khayalan dan semoga menjadi kenyataan…amin, amin, amin….



"view Ranukumbolo dari Tanjakan Cinta"
Meski musim kemarau tapi danau ini tidaklah surut dan kebersihan airnya tetap terjaga. Meski kadang ada orang yang kurang faham juga tentang aturan disini. Banyak cerita yang menyebutkan di danau ini ada “istana”. Bagi sebagian orang yang bisa melihat mybe iya. Kita percaya aja deh, kita gak sendiri kok didunia ini.



"imam, mbah oyon, cak hamdan, dofont, cak daiya (dr kiri.red)"


"bergaya"


"hiking"
Pukul 10.00 kita packing-packing. Untuk kali ini semua barang sewaan dibawa oleh cak Daiya, kerna dia jalannya yang paling cepat diantara kita dengan membawa barang bawaan sebanyak itu. Pukul 10.26 kita bertolak dari Ranukumbolo ke Ranupane, total waktu yang ak catat 2jam setengah ato sampe Ranupane pukul 13.00.
Ranukumbolo, semoga tetap seperti ini.

Transport :
Naik motor ato kendaraan pribadi :
Dari malang menuju Tumpang untuk mengurus perijinan dengan syarat :
Foto kopi KTP dan surat keterangan sehat masing-masing 2 lembar
Biaya masuk TNBTS Rp 4.700
Asuransi Rp 2.000
Motor Rp 3.000
Perrombongan Rp 7.000 (ga tau batas rombongannya berapa.red)
Di coban Trisula ada cek kelengkapan administrasi perijinan
Kalo pake angkutan umum :
Dari malang bisa sewa mobil ke pos Tumpang Rp 70.000 (tawar-menawar.red)
Dari pos Tumpang ke Ranupane biasanya sudah ada jeep yang stand by disana dengan biaya Rp 300.000 sekali jalan, monggo mo diisi berapa orang, kurang lebih bisa pe 15 orang satu jeep.

Selamat menikmati perjalanan anda. Jangan lupa persiapkan segalanya dari awal dari pada menyesal disana. Enjoy Indonesia____by dofont____

Minggu, 18 September 2011

Petilasan Pringgondani


Karanganyar _


“Hari raya dah tiba…Kalau boleh…Saya Nak memBAHagiaKan AWAK...” ehemmm masih aja dalam suasana lebaran “Taqobalallahu mina wa minkum, selamat hari raya Idul Fitri 1432 H, mohon maaf lahir dan batin yah”
libur lebaran ini pada kemana?ahahaha pastinya udah pada bikin itenirary sendiri-sendiri kan?cerita dunk ama kita!


 
"gak nyadar kalo disampingku ada patung itu..ehe" 
 
"masuk perkampungan"

"jalanan kampungnya bersih dan tertata rapi"

Libur lebaran kali ini ak belum merencanakan untuk kemana dan dengan siapa, kalo tahun lalu ak sama teman-teman ke candi sukuh dan ke ujung jalan tertinggi di jawa tengah “cemoro sewu”. Dan kali ini sedikit ada niat tuk mbolang ke tempat-tempat yg unik untuk didatangi, tapi bingung mo kemana. Akhirnya setelah sedikit searching di rumahnya mbah google nemu juga tempat ini “petilasan pringgondani”. Cerita tentang tempat ini ak kurang begitu tau, tapi dari sedikit nara sumber yg ak tanyain, ini adalah petilasan pertapaan prabu Gatot Kaca, tapi cerita dari mulut ke mulut bisa berbeda lho. Masih ingatkan tokoh pewayangan Raden Gatotkaca?

 
"cousin"

 
"enak nih buat naik MTB" 

"pengen coba pake MTB?"
 
Berangkat deh ak ama adik sepupu ke sana. Situs ini terletak didesa Blumbang, Kec Tawangmangu, Kab Karanganyar. Udaranya masih terasa sejuk sekali, kalo ada yang pernah berkunjung ke Grojogan Sewu ini lebih keatas lagi. Kurang  lebih 1.300 mdpl. Tiket masuk Rp 5000,- termasuk asuransi. Dan perjalanan menuju petilasan ini kurang lebih 2.5 km jalan kaki (semi hiking.red) dari tempat parkir kendaraan.
Sepanjang perjalanan kita disuguhkan pemandangan alam yang mengesankan kerna masih melalui ladang-ladang pertanian warga sekitar yang mayoritas petani sayuran seperti wortel, bawang dan kubis. Diseberang sana terlihat kucuran air terjun dengan debit air yg sangat kecil kerna musim kemarau, dan terlihat tempat tujuan kita “aih masih jauh e, kecil sanget terlihatnya”. Dan sebelah kalo kita melihat kesebelah barat dari arah kita masuk, kita akan bisa menikmati luasnya pemandangan kearah gunung Merapi (kalo cuaca cerah.red) bahkan bisa menikmati sunset klo beruntung. Untung saja jalan menuju petilasan ini sudah dibangun dari beton, meskipun begitu tracknya lumayan bikin otot kaki linu pe beberapa hari…hahaha

 
"makan aja nih anak" 

 
"hahaha capek kan?"
 
 
"sovenir mistis" 
 
Menurut beberapa sumber, pertapaan Pringgondani atau sering disebut Petilasan Eyang Konconagoro adalah sebuah tempat doa bagi masyarakat Jawa. Disini terdapat beberapa lokasi yang dianggap sakral, yakni Sendang Temanten dan Petilasan Moeksa Eyang Konconagoro. Di Sendang Temanten ini terdapat tujuh sumber mata air. Di Sendang ini para pengunjung biasanya melakukan cuci muka sembari mengucap salam (lah ak kemaren malah mandi disitu.red). 

 
"sendang temanten"

 
"abis mandi di pancuran pitu"
 
 
"sendang ???"

Setelah dari Sendang Temanten kita naik lagi ke bangunan joglo yang khas dengan aroma “hio”, hemmm mantap ak suka dengan aroma terapi ini. Tapi rada merinding juga c waktu pertama kali lewat didepan bangunan itu, sepi, bersih n seyeeemmmm.

"pertapaan Pringgondani"

"siluet garuda"
Disekitar pendopo itu terdapat beberapa warung dan merangkap sebagai tempat penginapan, menurut informasi, menginapnya gak bayar tapi Cuma bayar makannya ajah. Ak lanjutkan perjalanan ke atas lagi dengan penunjuk arah ke Goa (lupa juga namanya, adeeeehhh.red). Karena penasaran seperti apa, akhirnya kita telusuri aja jalan setapak itu. Jalannya emang bikin penasaran kerna gak tau seberapa jauh kita sampai lokasi, naik turun, belok kanan, belok kiri dengan kanan kiri kita hanya ilalang yang rimbung sekali. Sampai akhirnya kita sampai di sebuah cekungan dengan hamparan batu dan seperti alur air terjun (ak lupa nama tempat ini.red). Disitu kita bertemu dengan 2 orang yang katanya c cuma mo menikmati alam aja sambil menginap. Kerna waktu udah semakin sore ak bertanya sama kedua orang itu “pak goa nya mana ya pak?” me. “oh tuh masih diatas mas, tapi nanti masuk ke goa nya harus pakai tambang (semacam tali temali.red)” bapake. “lah macet mo rapling aja pak” me (gurau nih,red). Hem akhirnya kita sudahi niat kita kerna semakin sore semakin syahdu aja tempat ini.

 
"viewnya mantaf"
 
Monggo, bagi yang mo menikmati wisata macem nih datang aja ke sini, gampang kok.
dari Solo : naek bus jurusan Tawangmangu, turun terminal terakhir Tawangmangu, lanjut naik angkutan turun di desa blumbang. Nikmati udara pegunungan Lawu yang sakral macem ni.

by dofont