Adventure

Minggu, 27 Mei 2012

Sondokoro dan Kereta Uap



Pohon Trembesi yang berada diarea parkir sungguh terasa menyejukkan dikala siang hari yang terik. Terlihat karya mural disepanjang tembok yang menggambarkan asal-usul desa "sondokoro" yaitu Kyai Sondo dan Kyai Koro yang bertarung selama 44 hari 44 malam, menurut cerita tidak ada yang kalah maupun yang menang dan mereka akhirnya "musna" di daerah ini. tepatnya di kecamatan Tasikmadu Karanganyar yang berjarak sekitar 5 km dari kota Solo kita menikmati wisata argo dibekas area Pabrik gula dan penggilingan tebu. Pabrik gula ini didirikan oelh Kanjeng Gusti pangeran Adipati Aryo atau sering disebut KGPAA Mangkoenegoro IV pada tahun 1971. meskipun dikatakan bekas tetapi kita masih bisa melihat aktifitas penggilingan tebu yang masih berjalan.

"narsis di depan loco"
"kereta mini"
Tiket masuk hanya dikenakan Rp 5000 kita disambut dengan monument lokomotif uap yang terlihat mencolok dipintu masuk area. Banyak yang berfoto di monument ini, kami pun tak mau melewatkannya juga meski harus bergiliran dengan adik-adik kecil. Melanjutkan ke dalam lagi terdapat banyak sekali mainan yang berhubungan dengan Kerta api, dari kereta api mini yang buat anak kecil sampai kereta uap beneran yang menggunakan kayu jati sebagai bahan bakarnya. Terdapat tiga jalur kereta disini, kereta diesel dan dua kereta uap, dan semuanya masih berfungsi dengan baik. Sekali naik dikenakan tarif Rp 7000 – Rp 8000 untuk kereta uap.

Hem Ainumku sudah gak tahan melihat kereta uap yang sudah terparkir di peron, dengan semangat, langsung ke loket karcis dan segera mencari tempat duduk di rangkaian gerbong yang pertama. Sebelum rangkaian gerbong yang pertama terdapat satu gerbong yang berisi kayu –kayu jati untuk bahan bakar kerta uap ini. Kayu-kayu tersebut dipotong seukuran panjang lengan agar mudah dimasukkan ke dalam perut loko untuk memanaskan tanki air yang ada di badan loko. Terlihat jelas ruangan kokpit loko yang hitam kelam karena asap arang yang keluar dari sisa-sisa pembakaran. Pipa-pipa besi kecil seakan menandakan otot-otot dari loko dan beberapa regulator gas yang menunjukkan instrument besar kecilnya tekanan uap air dalam tanki. Dan beberapa tuas untuk mengendalikan laju kereta loko tua ini.

"menyiapkan bahan bakar"

"memanaskan perut loco"
Uap bertekanan sudah mulai keluar dari cerobong asap dan celah-celah pembebas tenaga dikaki-kaki loko, ini berarti kereta siap untuk dijalankan. Sebelum kereta berjalan tak lupa untuk mengambil gambar dulu didepan loko yang sudah geram mau berjalan ini. Keretapun berjalan dengan hentakan-hentakan kecil khas kereta loko tua dan bunyi “kreket-kreket” disambungan antar gerbong. Perjalanan menelusuri area pabrik gulapun dimulai. Perjalanan kurang lebih 30 menit itupun terasa lumayan lama karena terdapat beberapa simpangan yang mengharuskan kereta berhenti untuk memberi jalan kepada kereta lain yang mau lewat, “seperti di dunia kereta aja nih”. Perjalanan mengelilingi pabrik gula ini dulunya adalah jalur kereta pengangkut tebu yang sudah tidak digunakan lagi, tak heran jika kereta nantinya akan melewati kebun tebu, tempat pembuangan limbah tebu, gudang-gudang tua, terminal tebu dan rumah-rumah tua pegawai pabrik, serta ada terowongan yang sengaja dibuat guna merasakan sensasi naik kerta uap ini.
"depan loco yang siap laju"

"ciisss"

"masuk terowongan"

"di dalam terowongan"

"cerobong asap pabrik Gula"

"melewati kebun tebu"

"terminal tebu"

"kembali ke peron"

"tuut tuuut"

"spoor Sakarosa"

Setelah menikmati kerta uap kita bisa berkeliling sambil menikmati berbagai macam tempat dan hiburan yang disediakan ditempat ini. Berjalan kebelakang peron terdapat rumah tua yang difungsikan sebagai rumah aquarium yang menyimpan berbagai jenis ikan air laut. Tapi sayang aquarium ini kurang perawatan sehingga terlihat kurang menarik. Disamping rumah aquarium terdapat homestay dengan ornament loko tua ditaman rumah. Diseberang homestay terdapat panggung musik live yang biasa menampilkan performent dari band-band lokal, yang paling digemari tentunya alunan music koesplus, terlihat penggemar musik ini adalah orang-orang tua yang bernostalgia sambil berjoget poco-poco bersama-sama. Setelah menikmati lagu-lagu nostalgia kita bisa berkunjung ke monument Mesin Giling yang terdapat di belakang panggung. Monument ini dibangun untuk memberikan gambaran mesin giling tebu yang berukuran super duper besar kepada khalayak umum. Disini kita bisa melihat poros engkol dan transmisi penggerak mesin giling yang sangat besar.

"peron spoor"

"rumah Aquarium"

"home stay d'locos"
"live musik"
"Monumen Mesin Giling"

"berderet gigi transmisi"

"roda penggerak"

"awas berputar!"


"loco Doon"

Ditempat ini masih banyak sekali tempat-tempat untuk rekreasi bersama keluarga, diantaranya kebun binatang mini dan kolam air serta terapi ikan untuk kesehatan. Dan tentunya beberapa permainan edukasi buat anak-anak sekolah TK atau SD. Selain wisata argo ternyata disini juga bisa sebagai wisata edukasi dan sejarah. Karena bnyaknya loko-loko tua tentunya sebagian juga mengandung nilai sejarah, diantaranya terdapat loko tua yang bernama locomotive “Doon”. Locomotive ini dibuat pada tahun 1850 an yang digunakan khusus untuk menarik kerta kremoon yang ditumpangi GPAA Mangkoenegoro IV dari Pura Mangkunegaran Surakarta menuju PG Tasikmadu sambil meninjau laha tebu. Nah mengapa dinakamakan loko “Doon”?? menurut cerita setempat saat kereta ini berjalan, seruling loko uapnya berbunyi “doon-doon-doon” lalu masyarakat berduyun-duyun melihat sambil mengabarkan kepada warga lain bahwa loko doon-loko doon lewat. berkunjung ke tempat ini sangatlah cocok apabila mengajak semua anggota keluarga, karena tempat yang rindang dengan banyak pepohonan besar dan tempat-tempat rekreasi yang menyenangkan untuk anak-anak.


"berkeliling area pabrik"

"peron Spoor Teboe"

"bergaya"

Sempatkan waktu dan nikmati liburan bersama keluarga di wisata argo Sondokoro.
Salam,