Adventure

Jumat, 24 September 2010

Kota Atlas

Atlas? Kok bisa disebut atlas? Aku lupa asal-mulanya bisa disebut Atlas. Ada yang tau? Kota lumpia, nah itu malah pasti. Biasanya kota mudah dikenal karena kuliner atau penganan khas kota tersebut, djogja dengan gudegnya, solo dengan sego liwetnya, pati dengan sego gandulnya, klaten dengan kripik belutnya, purwokerto dengan tape gorengnya, karanganyar dengan sate kelinci dan umbi-umbiannya, trus apa lagi yak? Banyak dah pokoknya.



Semarang yang merupakan ibu kota propinsi jateng saat ini. Letak geografisnya yang unik menurutku, semarang selatan tempat yang berbukit-bukit keren pemandangannya, semarang utara tempat landai karena kota pelabuhan ada kesamaan dua wilayah tersebut yaitu sama-sama puanas.

Perjalananku dari solo aku mulai pukul 03.30 sebelum ba’da subuh sampai simpang lima semarang pukul 06.00 karena kita sempet berhenti dulu di sala tiga tuk sholat subuh. Kebiasaan kalo pagi disolo sarapan Buryam (bubur ayam .red) sambil menikmati kota semarang dipagi hari. Disini walaupun buka hari libur banyak juga para gowesser yang stand di lapangan simpang lima.





Setelah sarapan buryam kita lanjutkan perjalanan ke Masjid Agung Jawa Tengah. Masjid ini dibangun pada tahun 2006 dan diresmikan oleh bapak Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono. Masjid ini sangat luas sekali areanya dan tau sendirikan apa keistimewaan Masjid ini. Yah di halaman masjid ada payung raksasa yang digerakkan secara hidrolik, yang hanya dibuka pada event agama tertentu. Itu dulu di tahun 2006 tapi klo sekarang mungkin sudah banyak juga yang pake teknologi seperti itu. Masjid ini merupakan salah satu tujuan wisata religi karena keindahannya.

Cekidot….!!!!































Tujuan selanjutnya ke kantor sobatku Yudi (iduy.red). Hehehe klo yang ini mang inti dari tujuan kita ke semarang. Jadi yang laennya Cuma selingan aj sebenere. Ke kantor sobatku ini cuma mo ambil ijazah yang ditahan disini. Cari kerja susah mo recent aja juga ribet, ckckckckc kehidupan-kehidupan (syair na uswa.red). setelah urusan kita beres mari kita lanjutkan jeng-jeng lagi.

Selanjutnya kota tua eh bukan kata Aisha kota lama yang benar. (Aisha? Who?.red). Kalo kota tua itu di Jakarta kalo di semarang namanya kota lama. Sama aja sebenere, ni letaknya dideket stasiun Tawang yang emang kalo kota-kota jadul itu biasanya letaknya dipenggir laut. Di kota ini aku hanya mengunjungi satu bangunan yang aku anggap unik dan memang dijadikan salah satu cagar budaya sama pemerintah. Yaitu greja blegug (maaf seandainya salah ketik cos aku lupa ejaannya.red).
cekidot…!!!!





Puas dengan bangunan tua saatnya tuk memanjakan perut. Pilihan kali ini jatuh pada kuliner pinggiran. Sego Gembel makanan unik dipedagang kaki lima.



Makanan ini seperti gado-gado, Cuma bedanya kalo gado-gado hanya berupa lontong, telor dan seperti itu, ni masih ditambah telor goreng, bakwan udang dll. Yang bikin ini makanan ajib saus sambalnya. Wuih ajib bener. Kuliner seperti ini banyak ditemui di belakang kantor gubernur tepatnya di depan SMA Negeri 01 Semarang.

Waktunya pulang… untung aja tadi berangkat pagi buta so siangnya kita dah cukup puas dan bisa pulang. Jangan lupa kalo merasa dah lelalh istirahat dulu cari tempat istirahat yang mendukung tuk melepas dahaga dan mengembalikan ion tubuh yang hilang (jiah kayak bahasa iklan aja.red). Mampir dulu “ndegan” dipinggir kebon kopi daerah Tuntang Salatiga.





Hehehe kayaknya kemaren aku sepanjang jalan berangkat ama pulang ketiduran di motor deh. Tau-tau dah nyampe SPBU dan tempat-tempat yang dimana gak aku kenal. Alhamdulillah aman.

NB :
Kuliner buryam 2 orang Rp 15.000 (lumayan mahal tapi mang ajib bener dng komposisi telur ma daging ayam)
Kuliner Sego Gembel 2 orang Rp 26.000 dah termasuk the botol (lumayan mahal jg apa karena tau motor kita berplat AD? Tapi salut aku ma rasa ajibnya).

Semarang 23-09-2010 by dofont red.font

3 komentar:

  1. kok sego gembeL? tahu gimbaL to?

    BalasHapus
  2. el@ hahaha bener el...hehehehe aku seng kliru klalen....hihihihi thx u 4 corect

    BalasHapus
  3. aku suka budaya tapi tak suka panas,,,jadi naik sepeda bukan pilihan.....
    aku suka pantai, parti, pub dan reggee....tapi tak suka hura2...hahha

    klo ku ke solo bisa bawa aku ke tempat reggenya..

    BalasHapus