Adventure

Minggu, 18 September 2011

Petilasan Pringgondani


Karanganyar _


“Hari raya dah tiba…Kalau boleh…Saya Nak memBAHagiaKan AWAK...” ehemmm masih aja dalam suasana lebaran “Taqobalallahu mina wa minkum, selamat hari raya Idul Fitri 1432 H, mohon maaf lahir dan batin yah”
libur lebaran ini pada kemana?ahahaha pastinya udah pada bikin itenirary sendiri-sendiri kan?cerita dunk ama kita!


 
"gak nyadar kalo disampingku ada patung itu..ehe" 
 
"masuk perkampungan"

"jalanan kampungnya bersih dan tertata rapi"

Libur lebaran kali ini ak belum merencanakan untuk kemana dan dengan siapa, kalo tahun lalu ak sama teman-teman ke candi sukuh dan ke ujung jalan tertinggi di jawa tengah “cemoro sewu”. Dan kali ini sedikit ada niat tuk mbolang ke tempat-tempat yg unik untuk didatangi, tapi bingung mo kemana. Akhirnya setelah sedikit searching di rumahnya mbah google nemu juga tempat ini “petilasan pringgondani”. Cerita tentang tempat ini ak kurang begitu tau, tapi dari sedikit nara sumber yg ak tanyain, ini adalah petilasan pertapaan prabu Gatot Kaca, tapi cerita dari mulut ke mulut bisa berbeda lho. Masih ingatkan tokoh pewayangan Raden Gatotkaca?

 
"cousin"

 
"enak nih buat naik MTB" 

"pengen coba pake MTB?"
 
Berangkat deh ak ama adik sepupu ke sana. Situs ini terletak didesa Blumbang, Kec Tawangmangu, Kab Karanganyar. Udaranya masih terasa sejuk sekali, kalo ada yang pernah berkunjung ke Grojogan Sewu ini lebih keatas lagi. Kurang  lebih 1.300 mdpl. Tiket masuk Rp 5000,- termasuk asuransi. Dan perjalanan menuju petilasan ini kurang lebih 2.5 km jalan kaki (semi hiking.red) dari tempat parkir kendaraan.
Sepanjang perjalanan kita disuguhkan pemandangan alam yang mengesankan kerna masih melalui ladang-ladang pertanian warga sekitar yang mayoritas petani sayuran seperti wortel, bawang dan kubis. Diseberang sana terlihat kucuran air terjun dengan debit air yg sangat kecil kerna musim kemarau, dan terlihat tempat tujuan kita “aih masih jauh e, kecil sanget terlihatnya”. Dan sebelah kalo kita melihat kesebelah barat dari arah kita masuk, kita akan bisa menikmati luasnya pemandangan kearah gunung Merapi (kalo cuaca cerah.red) bahkan bisa menikmati sunset klo beruntung. Untung saja jalan menuju petilasan ini sudah dibangun dari beton, meskipun begitu tracknya lumayan bikin otot kaki linu pe beberapa hari…hahaha

 
"makan aja nih anak" 

 
"hahaha capek kan?"
 
 
"sovenir mistis" 
 
Menurut beberapa sumber, pertapaan Pringgondani atau sering disebut Petilasan Eyang Konconagoro adalah sebuah tempat doa bagi masyarakat Jawa. Disini terdapat beberapa lokasi yang dianggap sakral, yakni Sendang Temanten dan Petilasan Moeksa Eyang Konconagoro. Di Sendang Temanten ini terdapat tujuh sumber mata air. Di Sendang ini para pengunjung biasanya melakukan cuci muka sembari mengucap salam (lah ak kemaren malah mandi disitu.red). 

 
"sendang temanten"

 
"abis mandi di pancuran pitu"
 
 
"sendang ???"

Setelah dari Sendang Temanten kita naik lagi ke bangunan joglo yang khas dengan aroma “hio”, hemmm mantap ak suka dengan aroma terapi ini. Tapi rada merinding juga c waktu pertama kali lewat didepan bangunan itu, sepi, bersih n seyeeemmmm.

"pertapaan Pringgondani"

"siluet garuda"
Disekitar pendopo itu terdapat beberapa warung dan merangkap sebagai tempat penginapan, menurut informasi, menginapnya gak bayar tapi Cuma bayar makannya ajah. Ak lanjutkan perjalanan ke atas lagi dengan penunjuk arah ke Goa (lupa juga namanya, adeeeehhh.red). Karena penasaran seperti apa, akhirnya kita telusuri aja jalan setapak itu. Jalannya emang bikin penasaran kerna gak tau seberapa jauh kita sampai lokasi, naik turun, belok kanan, belok kiri dengan kanan kiri kita hanya ilalang yang rimbung sekali. Sampai akhirnya kita sampai di sebuah cekungan dengan hamparan batu dan seperti alur air terjun (ak lupa nama tempat ini.red). Disitu kita bertemu dengan 2 orang yang katanya c cuma mo menikmati alam aja sambil menginap. Kerna waktu udah semakin sore ak bertanya sama kedua orang itu “pak goa nya mana ya pak?” me. “oh tuh masih diatas mas, tapi nanti masuk ke goa nya harus pakai tambang (semacam tali temali.red)” bapake. “lah macet mo rapling aja pak” me (gurau nih,red). Hem akhirnya kita sudahi niat kita kerna semakin sore semakin syahdu aja tempat ini.

 
"viewnya mantaf"
 
Monggo, bagi yang mo menikmati wisata macem nih datang aja ke sini, gampang kok.
dari Solo : naek bus jurusan Tawangmangu, turun terminal terakhir Tawangmangu, lanjut naik angkutan turun di desa blumbang. Nikmati udara pegunungan Lawu yang sakral macem ni.

by dofont

2 komentar:

  1. waaaaaa.....aku belum pernah ke sini lagi..kayaknya view nya bagus juga...eheee

    BalasHapus
  2. aku berencana akan ke Tawangmangu tanggal 6 April nanti.
    well, kalo sempet, entar tak coba ke sini deh :)
    dari terminal terakhir Tawangmangu bisa naik angkutan menuju desa Blumbang ya? :)

    BalasHapus