Adventure

Minggu, 29 Agustus 2010

Nge gowes lagi solo

Alhamdulillah hari minggu ini cuaca cerah, dan sangat mendukung sekali bagi para gowesser mania keluar dari sarangnya. Seperti biasa sehabis sahur mataku masih melek sampai waktu subuh tiba, tapi temen-temenku agus n agung sedari malam belum tidur alias begadang, so sehabis saur mereka pada tidur dulu barang sejam setengah, lumayang buat ngembaliin kondisi tubuh yg belum istirahat. Rencana seperti biasa kita berangkat pukul 05.30 WIB, karna aku juga kantuk ku letakkan kepalaku sebentar setelah sholat subuh sambil nonton tlevisi. Finally kita berangkat pukul 06.00 WIB.

Tujuan kita masih sama seperti hari minggu kemaren yaitu “car free day” jl slamet riyadi solo. Tapi untuk kali ini kita harus buat rute lain. Alhasil rute nantinya yg akan kita lalui adalah sepanjang jl slamet riyadi pentok gladak ke utara kantor pos ke barat lagi trus finis di “balekambang” (sama kayak sriwedari, merupakan taman raja-raja solo jadul).



Kita gowes sepeda kita menyusuri “car free day”, kita ber tiga dari tiga generasi sepeda yang berbeda pula, kebo (agus), federal (agung) n me MTB. Sepanjang jalan kita ditemani sam bapak Karjo yang secara tidak sengaja kita berkenalan di jalanan ini. Beliau menggowes sepeda kebo “Phoenic” tua entah itu keluaran tahun berapa. Usut punya usut ternyata Pak Karjo mang rutin tiap minggu pagi “kongkow-kongkow” di depan LP surakarta bersama kebo mania di kota bengawang ini.



Kita mampir sebentar di tempat mereka berkumpul. Rasa penasaranku dengan sepeda kebo akhirnya meluap juga. Aku standartkan sepedaku untuk sekedar melihat-lihat dan mengamati sepeda-sepeda tua ini. Banyak sekali sepeda tua disini, mulai dari gizzella, phoenic, symplek, phillip, humber, dll susah untuk menyebutnya karena semuanya keluaran dari luar negeri yang emang udah lama beredar di indonesia. Merupakan barang antik apa yg dimiliki bapak-bapak penggemar sepeda tua ini. “Semakin tua semakin mahal mas, apalagi yang masih orisinil” ungkap salah satu penggemar sepeda tua.










Tidak dengan alasan mereka tiap minggu pagi kumpul disini, selain untuk bersosialisasi mereka ternyata juga seperti menjajakan barang antiknya itu bagi yg berminat. Tentu saja dengan banderol harga yang mereka ikhlas untuk melepasnya. Langkah mereka ternyata sudah melanglang buana ke berbagai tempat di Jateng-DIY. Sore ini akan ada buka bersama komunitas onthel solo di depan kantor wali kota solo dengan dihadiri oleh berbagai komunitas sepeda onthel dari kota-kota sekitar solo.



Cukup puas dengan melihat dan ngobrol-ngobrol tentang onthel lawas, perjalanan kita lanjutkan seperti di rute yang telah tadi disebutkan. Hahaha biasa narsis, kita mampir di Pamedanan Mangkunegaran untuk sekedar berfoto.





Berlanjut lagi ke barat tepatnya didepan PT Perkebunan Nusantara IX ada lokomotif tua yang “mengawe-awe” ngajak berfoto. Hehe alhasil kita sampe nangkring-nangkring diatasnya padahal didepannya jalanan rame banget, “ah mbuyak cuek baelah” celoteh ku dalam hati.






Kita lanjutkan perjalanan ke Balekambang. Tapi ditengah perjalanan “si kibo” sebutan untuk sepedane agus ngambek ditengah perjalanan, “apa karena tadi ketemu temen-temen lamanya ya?kok sampe gak mau jalan” celoteh agung sekedar untuk menghibur agus yang kualahan dengan ulah si kibo. Ternyata gotri as roda belakang si kibo abis, entah menggelinding kemana. So perjalanan kita bakal terhambat abis disini. Sambil menuntun sepedanya aku dan agung berjalan duluan mencari bengkel sepeda yang buka. Sampai juga kita di bengkel tambal ban di sebelah utara rell kereta api manahan.

Sesampainya disitu, eh tu tukang bengkel gak punya serep gotri, disarankan kita ke bengkelnya “mbah gotri” di daerah Baron. Jadi kita balik arah lagi ke timur lurus menuju baron, sampai di baron bengkel mbah gotri tutup “yah mungkin hari minggu nih jadi tutup” pikir agung. Yasudahlah kita balik arah lagi ke utara dikit trus belok kanan melalui daerah “bumi”. Aku dan agung duluan mencari-cari bengkel sekitar yang sekiranya bisa. Akhirnya aku menemukan bengkel di daerah “pasar kabangan”. Nah sekarang bayangkan Agus jalan kaki nuntun si kibo dari perempatan lampu merah PKU, kota barat, palang sepur manahan, balik lagi palang sepur manahan ke selatan lurus melewati lapangan kota barat, perempatan SGM keselatan lagi sampe Baron, balik lagi lewat bumi ke barat trus belok kiri ke bengkel deket pasar kabangan. “Wahahahaha sekalian pemanasan sebelum kita backpacking ke bromo gus” celetukku becanda sama agus, karena dulu kita pernah jalan kaki dari puncak semeru ke kawasan wisata gunung bromo, hitung sendiri berapa jauhnya itu, lewat jalanan gunug n padang pasir bromo.



Nunggu penuh kebosanan dibengkel membuatku kantuk, lagian antrinya masih lama. Untuk mengusir rasa kantuk itu aku coba jalan mencari masjid, eh tak taunya aku nyasar ke kampung batik laweyan. Aku ajak agung tuk menemaniku berkeliling di kampung batik ini. Sekedar berfoto dan tujuan awalku mencari masjid untuk bersinggah sementara menunggu pekerjaan bengkel si kibo.



Kampung batik laweyan merupakan salah satu tujuan wisata bagi orang-orang dari luar negeri ataupun dari luar daerah, malah aku sendiri yang di solo agak asing juga dengan kampung ini. Ternyata dikampung ini tiap rumahnya menjajakan batik hasil home industri yang sebagian memang sudah terkenal di para pencinta batik. Bener-bener kampung wisata dengan jalanan dan bangunan tua yang memperlihatkan angkuhnya tembok-tembok tinggi pengusaha batik. Khas sekali kalau memang kampung ini dinamakan kampung batik sejak dari jaman dahulu.
Sekitar pukul 10.30 WIB kelar juga bengkel mberesi si kibo, jadi kita bisa lanjutkan cycling kampus yang merupakan tujuan akhir dari “bike 4 fun” kali ini. “nah Balekambang gimana?”...”ah tu next time ajalah”...”dah siangni” obrolan kita saling menanyakan tujuan Balekambang.

Sampe dikampus kita break sejenak trus mandi dan pas adzan dhuhur kita sampe di “Nuutopia” julukan rumah kontrakan kita.

NB :
Setelah mandi dan sampe Nuutopia aku tidur dari jam 12.30 pe 15.30 WIB, abis itu aku cycling lagi sama “CSG” Club Sepeda Gunung sanggir colomadu. Cycling rutin menjelang buka puasa.
“Puasa tidak membuat kita untuk tidak berolah raga, selain fun tentu saja menyehatkan”

red.font by dofont

2 komentar:

  1. Jar.. NUUTOPIA hahahah.. bar nonton dorama yg judulnya Shimokita mesti.... Nggilani wkwkwk...



    Kunjungan Blogger

    BalasHapus
  2. hahahaha itu dah dari dulu yak...anak2 namain rumah kontrakan kita dah sejak 3tahun yang lalu...wahahahaha
    nyet ogh, tapi asyik.....


    ....:)

    BalasHapus