Adventure

Jumat, 25 November 2011

Berkunjung ke masa lampau di "Radyapustaka"

Solo the Spirit of Java slogan kota solo yang mewakili semangat budaya jawa khususnya jawa Mataram. Kota kecil yang strategis yang merupakan persimpangan dari beberapa kota ke kota lain. Siang ini ditemani sama orang special menikmati kota solo tempo dulu. Kunjungan awal dimulai dari museum Radyapustaka. Dengan hanya membayar Rp 2500 kita sudah bisa menikmati benda-benda bersejarah kota solo. Museum ini buka tiap hari selasa-minggu jam 09.00-14.00 WIB.

"Radya Pustaka"

"banyak sekali koleksi bersejarah tentang nusantara"
Museum Radyapustaka terletak di jalan Slamet Riyadi no. 275 Kota Surakarta. Untuk mencapai tempat ini tidaklah begitu sulit, karena letaknya ditengah kota bisa menggunakan bus Batik Solo Trans. Museum ini satu kawasan dengan Taman Sriwedari yang merupakan salah satu taman raja Surakarta. Gedung ini merupakan bangunan lama dengan gaya arsitektur Belanda, dahulu dikenal sebagai Loji Kadipolo yang semula milik Johannes Busselaar, kemudian dibeli oleh Sri Susuhunan Pakubuwono X, yang akhirnya diserahkan kepada Paheman Radyapustaka pada 1 Januari 1913 untuk dijadikan museum. Luas bangunan seluruhnya 573,24 m persegi. Yang terdiri dari ruang pameran tetap 289,48 persegi, ruang perpustakaan 33,76 m persegi dan ruang perkantoran 100m persegi.


Museum Radyapustaka merupakan museum tertua di Indonesia yang dibangun pada tanggal 28 Oktober 1890 pada jaman Sri Susuhunan Pakubuwono IX, oleh KRA Sosrodiningrat IV pepatih dalem Kraton Surakarta. Radyapustaka berasal dai kata “Radya” yang berarti Keraton atau Negara, sedangkan “Pustaka” berarti perpustakaan. Dengan demikian Radyapustaka mempunyai arti sebagai perpustakaan Keraton atau perpustakaan Negara.
"beberapa koleksi topeng"
"koleksi keramik"
"goverleden te soerakarta 1888"

"orgel"
"mesin tua jam panggung"
"seperangkat gamelan jawa"
"raja mala"
"keramik dinasti"
"pakaiam kebesaran bupati keraton surakarta"
Terdapat beberapa peninggalan – peninggalan bersejarah pada masa lampau. Diantaranya “Orgel” karangan bunga dari Napoleon Bonaparte kepada Susuhunan Pakubuwono IV pada masa itu. Sungguh pergaulan yang luas diantara kerajaan – kerajaan dunia pada masa itu. Ada juga berbagai macam keramik dari berbagai  Negara. Seperangkat gamelan yang dimuseumkan. Mesin jam panggung keraton kartosuro, yaitu sebuah bongkahan mesin jam pada jaman dahulu. Beberapa informasi tentang pewayangan. Raja Mala, hiasan pada haluan perahu yang dibuat pada masa pemerintahan Susuhunan Pakubuwono IV oleh putera mahkota. Beberapa pakaian kebesaran keraton Surakarta dan senjata-senjata pengawal dan Raja Surakarta. Serta terdapat beberapa arca-arca peninggalan jaman majapahit. Dan juga tidak lupa koleksi buku dan manuskrip kuno berbahasa jawa.
"baca sepuasnya diperpustakaan"

"belajar sejarah nenek moyang"
Di museum ini kita bisa cari informasi tentang kerajaan Mataram sepuasnya, dari sejarah berdirinya sampai ke dapur pembuatan senjata-senjata pada masa itu. Karena terdapat perpustakaan yang lengkap dan petugas perpustakaan yang ramah yang siap membantu kita untuk mencarikan buku yang kita inginkan. Karena buku-buku yang berada disini relative berusia tua maka untuk pengambilan gambar tidak diperkenankan menggunanak lampu blitz karena dikhawatirkan akan mengurangi usia buku atau kertas. Serta terdapat arca-arca peninggalan sejak jaman hindu budha masih kental di nusantara ini, dan beberapa prasasti yang bertuliskan huruf jawa.
"arca-arca yg gak muat didalam"
"ayo sapa yang bisa baca?"

selagi masih ada waktu sempatkan lah berkunjung ke museum ini guna mengetahui sejarah masa lampau.
cukup mudah untuk mencapai museum ini :
- dari bandara adi sucipto tinggal naik bus solo batik trans Rp 3000 turun didepan museum.
- dari stasiun purwosari jg sama bisa baik bus solo batik trans
- dari terminal bus tirtonadi bisa naik bus kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar