Bromo_22-23 oktober 2011
Hawa dingin nan sejuk menyambut kami ketika sampai di cemoro lawang. Yah inilah tempat persinggahan kita untuk menikmati keindahan alam Gunung Bromo (2.392 mdpl.red). Siapa yang tak kenal dengan gunung vulkanik teraktif didunia dan terindah ini. Wisatawan asing pun sangat mengenal dan mengagumi keindahan Bromo.
|
"bergaya" |
Perjalanan menelusuri desa cemoro lawang, siang itu terasa sepi beberapa rumah dan tempat-tempat masih terlihat porak-poranda karena efek dari erupsi bromo beberapa bulan yang lalu. Pasir-pasir halus banyak bertebaran di jalan kampung ini, dan ladang-ladang pun masih kosong dari tanaman sayur yang biasa warga tanam. Berbeda sekali dengan sebelum erupsi yang terkesan masih hijau dan subur. Tapi setidaknya itu tidak terlalu mengurangi keindahan alam di Bromo.
|
"pasca erupsi" |
|
"terkagum" |
Hujan gerimis pun mengguyur kawasan wisata bromo sore itu. Ini pertanda bagus bagi kunjungan kita, kerna nanti malam tak banyak debu yang beterbangan saat kita melaju diatas padang pasir bromo. Kami pun menyempatkan tuk menikmati secangkir coklat hangat di hotel lava lounge. Hem pengunjungnya bule-bule cuma kita aja yg Indonesia. Makanannya pun kebule-bule an, Irma sama deby karena orang Indonesia asli maka mereka pesen mie rebus pake telor, sedangkan aku karena daypack ku udah ada kompor gas ama mie instan maka ak gak pesan lagi kecuali coklat hangat aja. Menjelang sore hujan pun sedikit reda, dan kitapun kembali ke penginapan kita sembari berjalan melewati udara sejuk selapas hujan gerimis.
|
"coklat panas, nikmatnya" |
Sesampainya di penginapan kita pun berbenah barang prbadi sembari ngopi dan buat mie instan di depan teras. Sebelum merebahkan tubuh kita dialam mimpi, kita sempatkan sejenak tuk menikmati kerlipan bintang-bintang di langit. Maklum karena selepas hujan cuaca terlihat cerah, semoga esok pagi juga cerah dan semeru – bromo pun bisa terlihat jelas. Amin.
Pagi-pagi sekitar pukul 02.30 kita dibangunkan sama bang Isz guna bersiap tuk eksplore bromo. Rasa kantuk masih melekat hebat, tapi karena kebayang indahnya bromo dari pananjakan rasa kantukpun lambat laun terusir dengan sendirinya. Pukul 03.00 bang slamet, Gono dan Ribut udah siap mengantar kita ke pananjakan. Dan petualanganpun dimulai.
|
"jagung bakar di pananjakan" |
Kita bayar tiket masuk kawasan Rp 6000 per orang, kita Cuma bayar ber3 (lagian mereka juga tidak meriksa.red). perjalanan dimulai dari gerbang cemoro lawang turun ke padang pasir. Pagi yang masih gelap itu suasana rame sanget, semua berpakaian ala touring dengan helm dan jaket tebal. Sedangkan ak cuma pake kaca mata yang udah patah berkali-kali, sleyer serta selendang yang kalo dirumah ak jadikan sajadah tapi kalo ini ak jadikan sorban guna menutup kepala dan wajah dari pasir-pasir yang berbisik.
Jalanan menurun dan gelap, sesampai dipadang pasir yang terlihat hanyalah kabut dan kemerlip cahaya dari lampu-lampu kendaraan yang saat itu juga bertolak ke pananjakan. Sesampainya di pos pananjakan pukul 04.00 view of pananjakan. Di tempat ini sudah banyak sekali pengunjung yang bersiap ke view of pananjakan yang berjarak 50 meter dari tempat parkir sepeda. Tapi sebelumnya kita menghangatkan badan dulu sekedar minum kopi ato teh hangat yang tersedia di warung-warung. Dan terdapat pula penjual souvenir khas bromo, seperti penutup kepala, syal, pernik-pernik, dan penyewaan jaket hangat bagi yang tidak kuasa menahan dingin.
|
"menghangatkan diri" |
Pukul 04.30 kita bergerak ke view point untuk melihat sunrice. Banyak sekali orang yang telah berada ditempat ini. Berjajar-jajar orang pada duduk dikursi kayu yang telah disediakan guna menyaksikan keindahan alam bromo ini layaknya mo nonton film layar tancep. Bagi yang tidak kebagian tempat duduk lebih nikmat berdiri sambil berpelukan dengan orang-orang yang dikasihinya. Hem kebayang ama sapa yak?ehe. Tapi aku lebih tertarik untuk menyaksikan keindahan bromo selain dari munculnya matahari pagi dari arah timur. Lambat laun akhirnya penampakan itu muncul juga, yah posisi bromo dengan latar belakang gunung semeru yang menjulang gagah mengawal gunung bromo.
|
"amazing" |
Tak puas di tempat awal kita menikmati bromo kita pun mencoba untuk mencari view yang lain. Dan pilihan jatuh ke tanah sedikit lapang di bawah view of pananjakan ini. View yang indah dan disini pula kita bertemu dengan Yashar dan Yasmin yaitu turis dari Iran yang sekarang tinggal di Australia. Meskipun kita banyak jumpa turis asing tapi hanya mereka yang bisa share ama kita.
|
"temanya glosoran" |
Oya sedikit pengenalan ttng travel mate ku kali ini. Ini adalah kunjunganku yang ketiga kalinya di gunung Bromo. Tak bosannya untuk berkunjung kembali kesini karena keindahan dan kenyamanan tempat ini untuk “melarikan diri”. Kunjunganku kali ini bersama teman – teman yang aku kenal dari forum Backpacker Indonesia, Irma dari purbalingga, dan deby dari Jakarta. Dan tentunya teman baru dalam kunjungan ke bromo. Dapat dipastikan kalo berkunjung ke sini mesti dapat kenalan baru sesame triper atau warga sekitar. Ada kak Bitty dari Surabaya dan kak Ata’ dari Kulonprogo Jogja. Serta para ojegkers yang handal mas Isz, Slamet, Gono dan Ribut. Serta Yashar dan Jasmin warga Iran yang sekarang tinggal di Australia.
Aku ingin sekali melihat Bromo dikelilingi kabut putih disavananya dan terlihat kawah jonggrang di semeru menyemburkan sidikit kepulan asap. Tapi suasana itu tak kunjung datang, diganti dengan cerahnya hari tuk menikmati Bromo dan sekelilingnya. Pukul 06.00 kita sudahi menikmati bromo dari tempat ini. Waktunya kembali ke kuda pacu kita yang akan mengantarkan ke destiny selanjutnya, yaitu kawah bromo.
Sepanjang perjalanan kami disuguhkan pemandangan yang elok selama menuruni bukit pananjakan ini, karena hari dah terang maka terlihatlah semua apa yg kita lalui tadi malam saat ke pananjakan. Hamparan padang pasir yang luas serta tebing2 yang menjulang tinggi mengiringi perjalana sampai ke padang pasir bromo, dan beradu dengan pasir-pasir lembut bromo.
|
"lereng bromo" |
Sampailah kita di tempat parkir kendaraan dibawah Gunung Bromo. Untuk mencapai kawah Bromo kita harus jalan kaki ato menggunakan jasa naik kuda. Sebelum mencapai puncak lebih nikmat lagi menikmati gorengan sambil menikmati pemandangan alam dilereng bromo.
|
"kopi dan gorengan ternikmat disini" |
Perjalanan menuju puncak tidak seperti tahun sebelum erupsi. Disini jalur tangga menuju puncak tertutup oleh pasir, dan bahkan dulu dikanan kiri tangga itu adalah tebing pasir tapi sekarang menjadi gundukan pasir yang melebihi tangga itu sendiri. Jadi alhasil bisa melewati itu untuk mencapai kawah bromo kerna lewat tangga antri berkepanjangan.
|
"HI yg sempat terekam #2" |
|
"HI yg sempat terekam #1" |
Sampailah di kawah bromo. Kawahnya terlihat lebih mengecil didalam dan terkesan sangat dalam sekali. Kepulan asap belerang masih terus keluar dari dalam kawah. Disini kita harus ekstra hati2 karena pagar yg dulu buat membatasi pengunjung dengan kawah sekarang sudah tidak ada lagi. Disini pun kita bertemu lagi dengan Yashar dan Yasmin serta kak Bitty dan Ata. Mulai deh bercuap-cuap ria lagi.
|
"kawah Bromo" |
|
"bersama Yasmin, Yashar ambil gambar" |
Kunjungan selanjutnya ke sabana, yaitu padang rumput luas dengan pemandangan alam kaldera bromo yang bikin kita berpikir seperti di taman jurasic. Pemandangan hamparan padang rumput dan bukit-bukit kecil layaknya bukit teletubis. Layak pula kalo tempat ini biasa dibuat shoting tentang eksotisme alam Indonesia.
|
"masih aja glosoran" |
|
"hohohoo" |
|
"glosoran di padang rumput, kapan lagi?" |
|
"siap-siap ngetrack" |
Setelah berpuas glosoran dipadang rumput kita lanjutkan menuju ke “pasir berbisik”. Dinamakan pasir berbisik oleh para pengunjung karena tempat ini merupakan hamparan padang pasir yang sangat luas dan sering terdengar suara pasir berbisik karena hembusan angin yang menerpa. Sepanjang perjalanan pun kita sekali lagi diuji andrenalin oleh para ojegkers dengan melewati jalanan berpasir yang bikin motor ngesot-ngesot gak karuan, dan deburan pasir yg bertebaran dari kendaraan lain. Sampailah kita di pasir berbisik dan gentian kita yang ngesot-ngesot dah.
|
"memacu andrenalin ngebut dipasir" |
|
"padang pasir yg luas" |
|
"menikmati pasir berbisik" |
|
"come to Indonesia" |
|
"woooiiiiiiiiii" |
|
"benar-benar gak mau pulang nih" |
Petualangan yang menyenangkan guna menghilangkan kepenatan dari kesibukan kita sehari-hari dengan menikmati alam Bromo. Saatnya kembali ke penginapan dan bersiap bertolak ke habitat masing-masing. Serasa tidak mau pulang kerna Bromo, seperti yang dilakukan si cumi Irma Akbar, yang rela ngesot-ngesot gak mau pulang. Sepanjang perjalana pulang pun dia masih aja termenung galau meninggalkan bromo. Lain lagi sama si denok Deby, yang udah jelas bakal ketinggalan kereta malah sama sekali gada ekspresi. Kok malah ak yang ribet sendiri yah guna memastikan mereka aman sampai tujuan, Jakarta dan Purbalingga. Keep eksplore Indonesia temans.
Salam Dofont
Sudah kesekian kalinya...saya sekalipun belum..:-)
BalasHapushohooo
BalasHapuskenapa dulu dr semeru gak mampir bromo sekalian ndra, kan satu jalur sblm berlanjut ke timur....
kapan lagi ke java?ehe