1 - 2 Okt 2011. Malang_
Ajakan itu membiusku meski selesai kerja ak harus segera ke malang tuk gabung dengan mereka. Yah mereka, lagi-lagi teman-teman yang baru ak mo kenal selain Imam teman yg baru sebulan ak kenal juga. (@_@). Kali ini aku bela-belain berangkat ke pulau sempu yang banyak dilaporkan temen-temen yang pernah kesana, meski semaleman belum tidur kerna harus kerja. “surga dipulau tak berpenghuni” hohohoo berlebihan kali. Ak sudah membayangkan eloknya laguna pasir putih dan air laut yang tenang dan menikmati suara alam disana nanti.
Pukul 07.00 tepat ak keluar dari tempat kerjaku menuju kost yang berjarak kurang lebih 500m. Segera ak mandi dan mengemas barang-barang wajib seperti SB, satu pakaian ganti dan obat pribadi. Karena sudah terbiasa mengemas kebutuhan jalan cepat maka tak ada masalah. Langsung berjalan kedepan naik bus menuju malang.pukul 08.30 sudah sampai dikota malang dan bertemu teman seperjalanan.
Haduh jadwalnya jam 9 berangkat tapi kok sampe jam 10 blm pada siap. Huft tau gini mending molor dulu. Alhasil kursi tunggu toilet di pom bensin pun jadi tempat sandaran mimpi indahku. Baru 15 menit terlelap dibangunin tuk segera bertolak ke Sempu,. Horeeee!!! Berangkat!
Kita berangkat bertujuh dengan mengendarai motor. Perjalanan kurang lebih 2 jam tuk sampai di Sendangbiru tempat penyebrangan ke pulau sempu. Setengah perjalanan saya terkantuk dan sempat tertidur diatas motor. Ak heran dari malang sampai ke pinggir pantai kok hawanya masih terasa dingin. Apalagi saat masih berada diperbukitan menjelang daerah pantai, selain pemandangan yang elok juga udara yang sejuk membuat tambah bersemangat untuk tidur. Ups…kasian yang didepan kalo boncenger tertidur, serasa naik roler coaster deh, miring kanan, miring kiri.
Sampailah kita di daerah Kampung Baru, yaitu perkampungan nelayan di dermaga Sendangbiru. Terletak sekitar 200 meter dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan.red). Ternyata ada teman yang berasal dari Kampung Baru ini. Kita pun di kasih bekal ikan bakar buat disantap di Sempu nantinya. Asyeekkk bakar-bakar ikan deh…emmm nikmatnya. Nah catatan penting buat kalian yang mau ke Sempu dengan tidak harus membayar biaya perijinan dan tetek bengek lainnya ya lewat dermaga TPI ini. Disini kita hanya membayar biaya penyebrangan aja sebesar 100rb IDR pada nelayan setempat yang udah stan by dan siap antar dan jemput buat esok harinya tinggal tukaran nomer hape saja.
Penyebrangan ke pulau Sempu hanya 15 menit kerna emang cuma deket. Kebetulan kita waktu itu air laut lagi surut jadi sang kapten harus lihai memilih jalur untuk pendaratan perahu. Perahu tidak bisa mendarat di pinggir pulau kerna air laut yang dangkal, alhasil kita harus turun dan berjalan menyusuri pantai karang dangkal menuju ke tepian. Karena ak dah tau kalo kita bakal basah-basahan maka ak dah siap juga dari awal tuk bawa sandal gunung. Eh ternyata dasar rombonganku tuh anak-anak kampus yang sedikit manja. Mosok ke pantai bawa sepatu, pake tas bahu gaul, bawa gitar segala adehhhh fanatic lagi ama club bola, kemana-mana bawa syal khas club bola kesayangannya. Huft dah mulai sedikit bad mood liat gayanya, udah terpikirkan ntar pasti disana mereka konser “bengak-bengok” sambil “genjrang-genjreng” gak karuan. Berbeda sama travelmate arek malang yang sebelum ini yang emang tau betul gimana cara menikmati alam. Apalagi saat share barang bawaan, hemmm udah bawa barang kebutuhan pribadi di alam gak lengkap malah bawa barang-barang gak penting.
Disepanjang tracking ke Laguna Segara Anakan ak dah gak bisa nyambung lagi ama mereka, lha secara yang mereka bicarakan kehidupan para remaja dikampusnya, yang kelas kamulah, kelas dialah. Yah aku coba menikmati alam aja dengan merasakan jalur track yang bertanah dan berkarang.
Sesampainya di laguna, huft kecewa berat menyerangku. Yang aku bayangkan adalah laguna dengan pasir putih dan air yg tenang, tapi ini kok gak ada airnya. Ternyata tanda tanyaku terjawab setelah kita mendirikan tenda. Laguna ini memang punya jam pasang-surutnya air laut. Owhhhh baru tau aku. Sore itu kita pasang tenda, di pasir putih sudah terlihat batas air pasang sebelumnya dan tenda kita merasa aman didirikan disitu.
Menjelang sore setelah tenda berdiri, ak gak tau apa yang ada dipikiran mereka, tenda berdiri kok malah tas-tasnya taruh diluar, maksutnya gimana nih. Ak cuek aja ak taruh tas ranselku didalam tenda dan caw (bahasa gw nih “cabut”.red) ke pinggir tebing menikmati samudra hindia yang megah, besar dan luas (emang bangunan megah?.red). Ak baru bisa menikmati sempu malah dari sini, bukan lagunanya tapi samudra hindia dengan ombak besar yang menghantam dinding-dinding tebing dan terdengar gemuruh seperti akan meruntuhkan tebing yang menjulang itu. Ditengah sana ada beberapa karang yang menjulang seperti pulau. Bagi yang pobia ketinggian jangan disini yah, bahaya bisa-bisa pengen nyebur aja ntar ke laut. Di tebing ini ak ingat akan kampung halamanku saat duduk dipinggir waduk sore hari dengan angin sepoi-sepoi bikin tambah ngantuk aja nih. Tapi pemandangan dari sini jelas lebih indah dari pada sekedar di waduk.
Selesai berkantuk kantuk ak kembali ke tenda tuk bergerak menyiapkan makan malam. Bara api harus disiapkan terlebih dahulu dengan membakar serpihan kayu kering diatas arang yang kami bawa dari kampung baru. Sedikit demi sedikit api menyala dan kayu-kayu yang dicari sama teman-teman ak taruh dipinggir bara yang berfungsi untuk mengeringkan kayu supaya nantinya mudah untuk dibakar. Hari mulai gelap mulailah kita masak-masak, yang pertama dimasak tentunya air buat kopi, n harap diingat kalo disini harus hemat air. Setelah masak air baru menu paling istimewa yaitu mie instan, heleh, di bara api sudah terpanggang ikan tongkol yang dibawa dari kampung baru tadi, ajibbbbb. Kertas minyak disiapkan berjajar menjadi persegi panjang yang lebar. Mie instan di tumpahkan diatasnya baru disusul 3 ekor ikan bakar yang segede parang dioles-oles deh sama kecap, hemmm mantaf. Entah di sadari ato tidak kita makan dalam kegelapan malam dengan cahaya remang dari lampu senter. Kalo dikira itu makanan udah tercampur dengan pasir-pasir pantai, ah bodoh amat, laper ya laper, habiskan!!!
Arggggggghhhh ahhh sedapnya menu malam nih, masih ada 5 ekor ikan lagi buat nanti malam dan besok pagi. Ah?malam masih makan lagi?males banget, silahkan saja makan sendiri gw mo bertemu seseorang dimimpiku (mabok “mapan bobok”.red). Kali ini ak dah gak tahan untuk segera merebahkan badanku yang sudah tinggal 5watt, sempet bingung juga c, nih kalian mo tidur dimana?tenda saja belum kalian beresin malah pada konser gitaran bengek-bengok gak karuan. Erkkk tanpa pikir panjang ak gelar saja jas hujan poncoku dipinggir garis pantai dan masuk deh tubuhku yang mungil didalam Sleeping Bag (SB.red) menikmati bintang dilangit yang cerah. Lagi enak-enaknya tidur, “duarrrrrr, ciuuuuuuuuuu duarrrrr”, mata pun terbuka dan tersadar, “ealah ni orang-orang kira lagi tahun baru po?” mereka seenak udele menyalakan kembang api di laguna ini. Hemmm ak c menikmati saja sambil geleng-geleng kepala menata tempat tidur yang nyaman diatas pasir. Ups terdengar suara ombak, ternyata air sudah mulai pasang, ah percuma kalo malem gini apa yang mo dilihat. Kembali tidurlah. Pukul 10 malam semua pada ribut, “sam-sam bangun, air datang, ngungsi-ngungsi!” ealah kayak di kejar satpol PP, tanpa piker panjang ak tarik SB, mantel dan tenda mengungsi ke rada atas lagi kerna air pasang melebihi batas yang kita perkirakan.
Hemm kali ini aman, abis itu ak cari tempat tuk berkelekaran lagi. Eh ada pemandangan asyik, ada bule ama guidenya berkelekaran juga di samping tempat tidur ak, aha tak berapa lama setelah tempat bobokku beres, gerimispun datang, aduhhhh sial banget c, tapi ak ogah mau bergerak lagi, moga aja cuma gerimis, aku cuma berdiam didalam SB yang ak tutup rapat dipinggir pantai. Lebih malamnya lagi temen-temen teriak-teriak lagi “air pasang rek, air pasang” ah ak hiraukan saja, tiduuuuuurrrrr pe pagi.
Bangun pagi ak pikir akan ada pemandangan laguna yang biru dan indah dengan ombak tenang di depanku, maklum ak kan tidur tepat tipinggir pantai. Argggggggg sial lagi-lagi airnya surut, behhhhh lesu deh. Kata temen nanti sekitar pukul 09.00 baru akan pasang kembali. Owhhhh. Ukey deh trus ngapain kita? Yup kita jalan ke pantai panjang mencari air tawar, emang ada? Ya adalah. Ready go go go! Semangat nih jalan-jalan menyusuri hutan dan naik turun bukit dan ketemu deh pantai nan landai dan berkarang. Tapi bukan ini pantai pasir panjang, kita harus melewati 2 pantai 2 bukit, lah? Macem mencari harta karun aja. Sampailah kita di pantai pasir panjang, pantainya keren dan jarang orang kesini, tak seramai laguna sempu. Sumber air tawar ada dibelakang bukit deket pantai ini. Aneh juga cuma berjarak gak ada lebih 200 meter dari pantai kok ada sumur air tawar. Yah inilah kekuasaan Tuhan.
Jadilah kita ke tenda bawa beberapa botol air tawar guna masak pagi ini. Ternyata beneran temen-temen makan ikan bakar lagi tadi malam, ckckckckc perut kosong bener mereka. Oya ditengah perjalanan tadi kita nemu ikan dipinggir pantai, tanpa pikir panjang sikat aja tu ikan buat dibakar, lumayan tambahan lauk.
Sambil menunggu air laut pasang kita masak lagi dengan menu yang sama cuma ketambahan ikan temuan tadi. Kali ini lebih agak bersih menu makannya kerna dipagi hari yang sarat akan cahaya. Ada sedikit pasir diwadah tempat masak air aja pada ragu tuk minum, lha yang kalian minum tadi malam tu apa kalo gak bercampur dengan pasir juga. Hadewwww. Bakar ikan sambil menikmati pemandangan laguna yang sedikit demi sedikit berisi air laut dari karang bolong. Ups dasar bule gak tahan ama yang namanya air laut, langsung aja pretelan pakaian didalanm SB nya dan akhirnya “bimsalabim” jadilah berbikini ria sambil dioles-oles lotion anti nyamuk, ups, anti UV. Adehhhh pada gak konsen makan ak kira, tapi pada lahap juga makannya, maklum laper. Ikan bakar pagi itu tidak habis semua padahal masih lumayan gemuk-gemuk tu ikan bakar. Air laguna makin naik dan makin banyak orang yang datang dan menceburkan diri ke laguna. Uhhhh udah tak sabar nih. Selepas beres-beres makan, langsung deh cebur diri ke laguna. Berrrrrrr dinginnya rek air nya, puas-puasin deh berenang di air asin, dan berakhir dimata perih kerna air laut, maklum wong deso jarang nyemplung laut.
Puas dari air kerna kepala “kita” pusing dan terasa pegal di leher. Hemm ternyata bukan hanya aku saja, temen-temen yang lain juga. Apa karena nyebur di air sedingin itu yah?. Ah beres-beres tenda dan perlengkapan pribadi langsung caw kembali ke tempat penyebrangan. Sepanjang perjalanan tracking ke penyebrangan kepalaku pusingnya minta ampun sampe tersa sesak juga ni dada. Ak share ama temen-temen ternyata mereka juga dan bahkan temen yang tidak kut nyemplung di air pun juga merasakan hal yang sama, hah? Berarti kita keracunan ikan donk! Huft ternyata bener dugaan teman klo ikan yang kita bakar tadi pagi sudah berbau kurang sedap. Mungkin karena laper kali ya kita sikat aja tu makanan.
Sesampainya di dermaga TPI tambah deh kepala jadi makin berat dan tau sendirikan bau anyir di TPI tu kayak apa, wuekkkk langsung deh cari WC umum. Hajar blehhhhh
Haduhhhh sengsara sekali disempu nih….hemmm lain kali mybe ak ada kepikiran tuk kesini lagi. Semoga, amin.
_salam_dofont_
Ajakan itu membiusku meski selesai kerja ak harus segera ke malang tuk gabung dengan mereka. Yah mereka, lagi-lagi teman-teman yang baru ak mo kenal selain Imam teman yg baru sebulan ak kenal juga. (@_@). Kali ini aku bela-belain berangkat ke pulau sempu yang banyak dilaporkan temen-temen yang pernah kesana, meski semaleman belum tidur kerna harus kerja. “surga dipulau tak berpenghuni” hohohoo berlebihan kali. Ak sudah membayangkan eloknya laguna pasir putih dan air laut yang tenang dan menikmati suara alam disana nanti.
"Laguna Sempu" |
Pukul 07.00 tepat ak keluar dari tempat kerjaku menuju kost yang berjarak kurang lebih 500m. Segera ak mandi dan mengemas barang-barang wajib seperti SB, satu pakaian ganti dan obat pribadi. Karena sudah terbiasa mengemas kebutuhan jalan cepat maka tak ada masalah. Langsung berjalan kedepan naik bus menuju malang.pukul 08.30 sudah sampai dikota malang dan bertemu teman seperjalanan.
Haduh jadwalnya jam 9 berangkat tapi kok sampe jam 10 blm pada siap. Huft tau gini mending molor dulu. Alhasil kursi tunggu toilet di pom bensin pun jadi tempat sandaran mimpi indahku. Baru 15 menit terlelap dibangunin tuk segera bertolak ke Sempu,. Horeeee!!! Berangkat!
Kita berangkat bertujuh dengan mengendarai motor. Perjalanan kurang lebih 2 jam tuk sampai di Sendangbiru tempat penyebrangan ke pulau sempu. Setengah perjalanan saya terkantuk dan sempat tertidur diatas motor. Ak heran dari malang sampai ke pinggir pantai kok hawanya masih terasa dingin. Apalagi saat masih berada diperbukitan menjelang daerah pantai, selain pemandangan yang elok juga udara yang sejuk membuat tambah bersemangat untuk tidur. Ups…kasian yang didepan kalo boncenger tertidur, serasa naik roler coaster deh, miring kanan, miring kiri.
Sampailah kita di daerah Kampung Baru, yaitu perkampungan nelayan di dermaga Sendangbiru. Terletak sekitar 200 meter dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan.red). Ternyata ada teman yang berasal dari Kampung Baru ini. Kita pun di kasih bekal ikan bakar buat disantap di Sempu nantinya. Asyeekkk bakar-bakar ikan deh…emmm nikmatnya. Nah catatan penting buat kalian yang mau ke Sempu dengan tidak harus membayar biaya perijinan dan tetek bengek lainnya ya lewat dermaga TPI ini. Disini kita hanya membayar biaya penyebrangan aja sebesar 100rb IDR pada nelayan setempat yang udah stan by dan siap antar dan jemput buat esok harinya tinggal tukaran nomer hape saja.
"Karang laut selatan" |
Penyebrangan ke pulau Sempu hanya 15 menit kerna emang cuma deket. Kebetulan kita waktu itu air laut lagi surut jadi sang kapten harus lihai memilih jalur untuk pendaratan perahu. Perahu tidak bisa mendarat di pinggir pulau kerna air laut yang dangkal, alhasil kita harus turun dan berjalan menyusuri pantai karang dangkal menuju ke tepian. Karena ak dah tau kalo kita bakal basah-basahan maka ak dah siap juga dari awal tuk bawa sandal gunung. Eh ternyata dasar rombonganku tuh anak-anak kampus yang sedikit manja. Mosok ke pantai bawa sepatu, pake tas bahu gaul, bawa gitar segala adehhhh fanatic lagi ama club bola, kemana-mana bawa syal khas club bola kesayangannya. Huft dah mulai sedikit bad mood liat gayanya, udah terpikirkan ntar pasti disana mereka konser “bengak-bengok” sambil “genjrang-genjreng” gak karuan. Berbeda sama travelmate arek malang yang sebelum ini yang emang tau betul gimana cara menikmati alam. Apalagi saat share barang bawaan, hemmm udah bawa barang kebutuhan pribadi di alam gak lengkap malah bawa barang-barang gak penting.
Disepanjang tracking ke Laguna Segara Anakan ak dah gak bisa nyambung lagi ama mereka, lha secara yang mereka bicarakan kehidupan para remaja dikampusnya, yang kelas kamulah, kelas dialah. Yah aku coba menikmati alam aja dengan merasakan jalur track yang bertanah dan berkarang.
Sesampainya di laguna, huft kecewa berat menyerangku. Yang aku bayangkan adalah laguna dengan pasir putih dan air yg tenang, tapi ini kok gak ada airnya. Ternyata tanda tanyaku terjawab setelah kita mendirikan tenda. Laguna ini memang punya jam pasang-surutnya air laut. Owhhhh baru tau aku. Sore itu kita pasang tenda, di pasir putih sudah terlihat batas air pasang sebelumnya dan tenda kita merasa aman didirikan disitu.
"Sunset" |
Menjelang sore setelah tenda berdiri, ak gak tau apa yang ada dipikiran mereka, tenda berdiri kok malah tas-tasnya taruh diluar, maksutnya gimana nih. Ak cuek aja ak taruh tas ranselku didalam tenda dan caw (bahasa gw nih “cabut”.red) ke pinggir tebing menikmati samudra hindia yang megah, besar dan luas (emang bangunan megah?.red). Ak baru bisa menikmati sempu malah dari sini, bukan lagunanya tapi samudra hindia dengan ombak besar yang menghantam dinding-dinding tebing dan terdengar gemuruh seperti akan meruntuhkan tebing yang menjulang itu. Ditengah sana ada beberapa karang yang menjulang seperti pulau. Bagi yang pobia ketinggian jangan disini yah, bahaya bisa-bisa pengen nyebur aja ntar ke laut. Di tebing ini ak ingat akan kampung halamanku saat duduk dipinggir waduk sore hari dengan angin sepoi-sepoi bikin tambah ngantuk aja nih. Tapi pemandangan dari sini jelas lebih indah dari pada sekedar di waduk.
Selesai berkantuk kantuk ak kembali ke tenda tuk bergerak menyiapkan makan malam. Bara api harus disiapkan terlebih dahulu dengan membakar serpihan kayu kering diatas arang yang kami bawa dari kampung baru. Sedikit demi sedikit api menyala dan kayu-kayu yang dicari sama teman-teman ak taruh dipinggir bara yang berfungsi untuk mengeringkan kayu supaya nantinya mudah untuk dibakar. Hari mulai gelap mulailah kita masak-masak, yang pertama dimasak tentunya air buat kopi, n harap diingat kalo disini harus hemat air. Setelah masak air baru menu paling istimewa yaitu mie instan, heleh, di bara api sudah terpanggang ikan tongkol yang dibawa dari kampung baru tadi, ajibbbbb. Kertas minyak disiapkan berjajar menjadi persegi panjang yang lebar. Mie instan di tumpahkan diatasnya baru disusul 3 ekor ikan bakar yang segede parang dioles-oles deh sama kecap, hemmm mantaf. Entah di sadari ato tidak kita makan dalam kegelapan malam dengan cahaya remang dari lampu senter. Kalo dikira itu makanan udah tercampur dengan pasir-pasir pantai, ah bodoh amat, laper ya laper, habiskan!!!
Arggggggghhhh ahhh sedapnya menu malam nih, masih ada 5 ekor ikan lagi buat nanti malam dan besok pagi. Ah?malam masih makan lagi?males banget, silahkan saja makan sendiri gw mo bertemu seseorang dimimpiku (mabok “mapan bobok”.red). Kali ini ak dah gak tahan untuk segera merebahkan badanku yang sudah tinggal 5watt, sempet bingung juga c, nih kalian mo tidur dimana?tenda saja belum kalian beresin malah pada konser gitaran bengek-bengok gak karuan. Erkkk tanpa pikir panjang ak gelar saja jas hujan poncoku dipinggir garis pantai dan masuk deh tubuhku yang mungil didalam Sleeping Bag (SB.red) menikmati bintang dilangit yang cerah. Lagi enak-enaknya tidur, “duarrrrrr, ciuuuuuuuuuu duarrrrr”, mata pun terbuka dan tersadar, “ealah ni orang-orang kira lagi tahun baru po?” mereka seenak udele menyalakan kembang api di laguna ini. Hemmm ak c menikmati saja sambil geleng-geleng kepala menata tempat tidur yang nyaman diatas pasir. Ups terdengar suara ombak, ternyata air sudah mulai pasang, ah percuma kalo malem gini apa yang mo dilihat. Kembali tidurlah. Pukul 10 malam semua pada ribut, “sam-sam bangun, air datang, ngungsi-ngungsi!” ealah kayak di kejar satpol PP, tanpa piker panjang ak tarik SB, mantel dan tenda mengungsi ke rada atas lagi kerna air pasang melebihi batas yang kita perkirakan.
"werkkkk..kebayang gak malemnya ak tidur dibawah mereka" |
"Perjuangan mencari air tawar" |
Bangun pagi ak pikir akan ada pemandangan laguna yang biru dan indah dengan ombak tenang di depanku, maklum ak kan tidur tepat tipinggir pantai. Argggggggg sial lagi-lagi airnya surut, behhhhh lesu deh. Kata temen nanti sekitar pukul 09.00 baru akan pasang kembali. Owhhhh. Ukey deh trus ngapain kita? Yup kita jalan ke pantai panjang mencari air tawar, emang ada? Ya adalah. Ready go go go! Semangat nih jalan-jalan menyusuri hutan dan naik turun bukit dan ketemu deh pantai nan landai dan berkarang. Tapi bukan ini pantai pasir panjang, kita harus melewati 2 pantai 2 bukit, lah? Macem mencari harta karun aja. Sampailah kita di pantai pasir panjang, pantainya keren dan jarang orang kesini, tak seramai laguna sempu. Sumber air tawar ada dibelakang bukit deket pantai ini. Aneh juga cuma berjarak gak ada lebih 200 meter dari pantai kok ada sumur air tawar. Yah inilah kekuasaan Tuhan.
"Akhirnya nemu air tawar juga" |
Jadilah kita ke tenda bawa beberapa botol air tawar guna masak pagi ini. Ternyata beneran temen-temen makan ikan bakar lagi tadi malam, ckckckckc perut kosong bener mereka. Oya ditengah perjalanan tadi kita nemu ikan dipinggir pantai, tanpa pikir panjang sikat aja tu ikan buat dibakar, lumayan tambahan lauk.
Sambil menunggu air laut pasang kita masak lagi dengan menu yang sama cuma ketambahan ikan temuan tadi. Kali ini lebih agak bersih menu makannya kerna dipagi hari yang sarat akan cahaya. Ada sedikit pasir diwadah tempat masak air aja pada ragu tuk minum, lha yang kalian minum tadi malam tu apa kalo gak bercampur dengan pasir juga. Hadewwww. Bakar ikan sambil menikmati pemandangan laguna yang sedikit demi sedikit berisi air laut dari karang bolong. Ups dasar bule gak tahan ama yang namanya air laut, langsung aja pretelan pakaian didalanm SB nya dan akhirnya “bimsalabim” jadilah berbikini ria sambil dioles-oles lotion anti nyamuk, ups, anti UV. Adehhhh pada gak konsen makan ak kira, tapi pada lahap juga makannya, maklum laper. Ikan bakar pagi itu tidak habis semua padahal masih lumayan gemuk-gemuk tu ikan bakar. Air laguna makin naik dan makin banyak orang yang datang dan menceburkan diri ke laguna. Uhhhh udah tak sabar nih. Selepas beres-beres makan, langsung deh cebur diri ke laguna. Berrrrrrr dinginnya rek air nya, puas-puasin deh berenang di air asin, dan berakhir dimata perih kerna air laut, maklum wong deso jarang nyemplung laut.
"weleh-weleh kok siang-siang pake lotion anti nyamuk" |
Puas dari air kerna kepala “kita” pusing dan terasa pegal di leher. Hemm ternyata bukan hanya aku saja, temen-temen yang lain juga. Apa karena nyebur di air sedingin itu yah?. Ah beres-beres tenda dan perlengkapan pribadi langsung caw kembali ke tempat penyebrangan. Sepanjang perjalanan tracking ke penyebrangan kepalaku pusingnya minta ampun sampe tersa sesak juga ni dada. Ak share ama temen-temen ternyata mereka juga dan bahkan temen yang tidak kut nyemplung di air pun juga merasakan hal yang sama, hah? Berarti kita keracunan ikan donk! Huft ternyata bener dugaan teman klo ikan yang kita bakar tadi pagi sudah berbau kurang sedap. Mungkin karena laper kali ya kita sikat aja tu makanan.
Sesampainya di dermaga TPI tambah deh kepala jadi makin berat dan tau sendirikan bau anyir di TPI tu kayak apa, wuekkkk langsung deh cari WC umum. Hajar blehhhhh
Haduhhhh sengsara sekali disempu nih….hemmm lain kali mybe ak ada kepikiran tuk kesini lagi. Semoga, amin.
_salam_dofont_
nice post....
BalasHapusehhh segannya ada mas iman, salam mas...ehe
BalasHapus