Adventure

Rabu, 16 Februari 2011

Perjalanan ke Bromo (bagian ke dua)

.....sambungan Bromo #1 (bagi yang belum baca bagian pertama klik disini)

Saatnya turun gunung lewati lembah n naek gunung lagi. Ditengah perjalanan tepatnya setelah menuruni jurang dan menapak jalan setapak dilereng bukit kita bertemu ama Ibu Sukismi wati n mbak Winarti yang lagi bawa”suket” pakan kuda. Mereka ternyata ibu dan kakak perempuannya si agung. Weleh yang namanya jodoh gak akan kemana, secara tidak sengaja kita bertemu anggota keluarga agung ditempat yang berbeda. Mereka mencari rumput dari lembah sabana bromo yang memang kaya akan tumbuhan liar ini.

Saat ditengah padang ada segerombolan orang berkuda salah satunya gak lain adalah agung. Kebetulan sekali sekalian bilang terima kasih dan pamitan. Hehehe
"menuju bromo"

"tengah ilalang"

"view"

Gak terasa ternyta jauh juga lingkar kaldera ini, sampailah kita di terminal jeep atau tempat parkir kendaraan dan kuda. Nah untuk yang ke bromo menggunakan jeep tetep nantinya harus jalan kaki atau naik jasa sewa kuda untuk bisa ke kawah bromo. Lumayan juga jarak ke kawah bromo, tapi kalo sepanjang perjalanan dinikmati nantinya kita juga akan merasakan sendiri sensasi yang luar biasa atas jerih payah kita pe kawah bromo. Sebelum gunung bromo terdapat pura yang digunakan untuk sembahyang warga sekitar.

"bersama agung"

"me n jack"

"cuilik"

"kepyoh"

Perjalanan didominasi sama pasir berbukit, yang kadang angin meniup pasir dan membuat “kelilipan”. Makanya disini harus sedia slayer dan kaca mata, tapi sayang kaca mataku hilang waktu kita packing di masjid probolinggo.

"bromo"

"side batok"

"batok view"

"pure"

"gerbang pura"

View dari sini sangat lapang, kita bisa melihat hamparan lautan pasir bromo, seakan deket tapi jauh. Sampailah kita di tanjakan terakhir yaitu kita harus melewati kurang lebih 200an anak tangga untuk bisa mencapai kawah bromo.

"tasih lumayan"

"dikit lagi"

"huft"

"200-an anak tangga"

Akhirnya sampai juga ditempat tujuan yaitu kawah bromo. Emang c kita gak di “kawah”nya tapi di bibir gunung bromo, kawahnya gak kelihatan karena asap belerang yang dikeluarkannya menutupi kawah. Lega sekali bisa sampai disini menikmati sejenak gunung bromo. Dan kita bisa melihat gunung batok yang berada tepat disamping gunung bromo dan gunung pananjakan tempat kita semalem ngecame, dan cemoro lawang tujuan kita selanjutnya. hahahaha gak nyangka perjalanan yang penuh tantangan.

"puncak bro"

"tu gunung batok"

"lerang bromo"

"side bromo-batok"

"with jack"

"pemandangan luas"

Setelah melepas lelah kita lanjutkan perjalanan kita ke cemoro lawang gerbang wisata bromo sekaligus jalan pulang. Hehehe.... Jelas saja sepanjang perjalanan ini yang kita lalui hanyalah lautan pasir kaldera bromo. Haus, terik, angin berpasir, pegel karena harus membawa beban yang berat, persediaan air menipis. Yang penting kalo jalan harus fokus aj mengamati jalan didepan mata sesekali berhenti memandang luas dan fokus lagi. Sampailah kita di jalan beraspal, tapi menanjak....huft....

"my boot"

"ajib"

"tumb"

"prepare turun gunung"

Dalam pikiranku hanya segera mengisi botol dengan air..... huft kita tidak melewati arah pintu masuk, tapi kita memotong jalan ke arah timur. Kita break sejenak di pos penjagaan yang dah lama gak dipakai, lumayan lah untuk break sekedar mengisi perut yang udah keroncongan. Air tinggal sedikit cuma cukup untuk memasak mie instan. Tapi jangan kuatir karena aku tau sumber mata air deket sini, yaitu di tengah ladang warga. Hehehe lumayan air gunung dalam penampungan, suegere rek!!!!!

"fuul track"

"inggih tebih"

"ombo tenan"

"...puol"

"ngos-ngosan"

"yeeeeeee airrrrr"

Kombinasi partner bepergian yang cocok antara cah teknik dan cah ekonomi. Hahahaha apalagi kalo tidak untuk berembug tentang memanagement “keuangan” dangan teknik “akal-akalan”. Ya kondisinya seperti ini, uang kita mepet kalo kita pake buat perjalanan pulang. Apalagi biaya “bison” yang mahalnya mencekik leher. Kalo kita mo pulang gak ada jalan lain kalo gak harus lewat depan, nah permasalahannya kalo kita lewat depan secara otomatis kita akan dipaksa tuk naik “bison” dan seandainya kita “nggandol (numpang.red)” mobil lain jelas gak boleh, bisa-bisa mobil yang kita tumpangi dikeroyok ma sopir-sopir bison. So jalan keluarnya adalah harus lewat jalan tikus eh maksudnya jalan pintas lewat ladang-ladang warga. And so berhasil juga kita sampai di jalur ngadisari tanpa melewati terminal bison.

"jalan kaki cari tumpangan"

"please!!!!!"

"perbatasan ngadisari - cemoro lawang"

"alhamdulillah"

Kita harus jalan kaki dulu semampu kita sambil nyari tumpangan. Kebanyakan mobil sayur yang udah penuh dengan sayuran tuk dikirim ke pasar. Dan mobil-mobil pribadi, jelas saja mereka gak mau kita tumpangilah, mang siapa kite?...hahahaha. untung aja ada mobil pick up tanpa muatan turun, kita akhirnya bisa numpang, tapi gak terlalu jauh cos mobil itu gak sejalur dengan kita. Gpp lumayan. Nah ini akhirnya ada truck Kostrad turun, “boleh numpang pak?”....”monggo, belakang yak!”...”86 ndan!!!!!” Alhamdulillah. Yuhuiiiiii senengnya minta ampun....ngirit-ngirit......

"wuih"

"on the army"

"senyaman sedan"

"hehehehehe"

Dibak belakang kita bersama prajurit kostrad entahlah sapa namanya aku lupa. Nyaman sekali lho naik truck kostrad, udah tempat duduknya kayu, suspensi yang keras, ditambah dengan AC alam double blower. Mantap deh kita diaduk-aduk didalam bak truck. Truck ini menuju ke pasuruan, wow lumayan ngirit ratusan ribu. Ternyata kita diajak jalan-jalan dulu ma komandan, mengunjungi temen lamanya di desa perbatasan probolinggo-pasuruan, jalanannya rata berbatu semua, wuih mantap abis tapi waktu tambah molor, hehehe gpp “hemat beb”.

"alhamdulillah solo tercinta"

Bersama TNI gak mungkin dong kita ditelantarin, hehehe kita dianter pe terminal bus yang akan membawa kita ke terminal Mojokerto, tidak lewat surabaya, kejauhan beb. Dari terminal pasuruan ke mojokerto kurang lebih 2jam. Di terminal kita mandi biar seger dan melanjutkan perjalanan ke solo. Sampai disolo kita turun di daerah kerten, karena motor kita taruh di stasiun purwosari, so mau gak mau kita harus jalan kaki lagi ke stasiun mengambil motor dan sampailah kita di rumah bersama Nuutopia tercinta.

beberapa gambar yg berhasil aku abadikan :






Hemmmm tazabur alam yang mengesankan. Special thank to:

1. Allah SWT yang selalu memberi perlindungan selama perjalanan ini

2. Nabi Muhammad SAW dengan mengikuti akhlakmu kita bisa bergaul dengan orang-orang baru yang berhati baik, amin.

3. Joko purnomo, SE. Hahaha gak nyangka kuat juga lu...jempol!!!!!

4. Temen-temen backpakersindonesia.com

· Monique maharani

· Biru langit

· Pandu jati

· Meski kita belum pernah bertemu (karna selisih waktu) semoga silaturahmi ini tetap terjalin.

5. Yogi n girls friend, thx u cemilannya hehehehe

6. Keluarga Bapak Wiyon, Ibu Sukismiwati, mbak Winarti dan agung. Thx u atas kebaikannya mengijinkan kami bermalam di tanahnya meski dilereng bukit pananjakan, semoga sllu dalam keadaan sehat dan terhindari dari bahaya erupsi bromo, amin.

7. TNI Kostrad, matur nuwun tumpangannya n semoga tetap jaya.


By dofont red.font